« |
July 2024 |
» |
![](https://ly.lygo.net/ly/s.gif) |
S |
M |
T |
W |
T |
F |
S |
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14 |
15 |
16 |
17 |
18 |
19 |
20 |
21 |
22 |
23 |
24 |
25 |
26 |
27 |
28 |
29 |
30 |
31 |
|
|
Aksi Kemanusiaan
Saturday, 15 January 2005
Pernyataan Bersama PGI dan KWI
Topic: Isu Agama
PERNYATAAN PERS Mencermati isu-isu destruktif yang berkembang seputar tragedi Aceh, khususnya berita yang dimuat pada koran Washington Post (Amerika) tanggal 13 Januari 2005, dan edisi Indonesianya sudah diberitakan di Republika tanggal 14 Januari 2005, kami merasa perlu memberikan klarifikasi terhadap publik hal-hal sebagai berikut: 1. Komunitas Kristen di Indonesia, dalam hal ini PGI dan KWI, menolak segala usaha untuk menyalahgunakan misi kemanusiaan sebagai cara kristenisasi. Hal ini bertentangan sama sekali dengan semangat dan ajaran Kristen yang sebenarnya. 2. Kami menyerukan kepada komunitas Kristen Internasional, jika ingin membantu anak-anak korban bencana tsunami di Aceh dan Sumatera Utara hendaknya memakai jalur bekerjasama dengan NU dan Muhammadiyah, maupun lembaga-lembaga keislaman lainnya. Ini sudah menjadi kesepakatan di antara tokoh-tokoh agama dari PGI, KWI, NU dan PP Muhammadiyah , khususnya dalam menangani masa depan anak-anak korban tsunami. 3. Kami menyambut baik upaya pemerintah mencegah anak-anak korban bencana tsunami Aceh keluar dari wilayah Aceh, maupun upaya pemerintah mencegah langkah-langkah WorldHelp. Menurut berita terbaru di Washington Post, tanggal 14 Januari 2005, pihak WorldHelp sudah membatalkan rencana awal mereka. 4. Kami menghimbau agar masyarakat lebih menggunakan akal sehat dalam merespon isu-isu yang berkaitan dengan misi kemanusiaan, dan tidak mudah terpancing oleh berita-berita yang tidak berdasar. 5. Kami berharap agar segala polemik yang tidak produktif bagi misi kemanusiaan di Aceh dan Sumatera Utara segera diakhiri. Sudah saatnya kita bekerjasama untuk mengatasi bencana nasional ini secepatnya. Semoga Tuhan Pencipta dan Pemelihara Kehidupan menyertai upaya baik kita semua. Jakarta, 15 Januari 2005 Disepakati bersama oleh Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe, Ketua Umum PGI Rm. Benny Susetyo, Pr., Sekretaris Eksekutif HAK-KWI Prof. Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif, Ketua PP Muhammadiyah K.H. Hasyim Muzadi, Ketua Umum PBNU Pdt. Dr. Albertus Patty Pdt. Dr. Martin L. Sinaga Pdt. Sylvana Ranti-Apituley, M.Th. Pdt. Dr. Lies Mailoa-Marantika Pdt. Dr. Robert Borong Pdt. Ioanes Rakhmat, M.Th. Pdt. Kuntadi Sumadikarya, M.Th. Didukung oleh: 1. MADIA (Masyarakat Dialog Antar Agama) 2. ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace) 3. Freedom Institute 4. YMCA (Young Men Christian Association) Indonesia 5. P3M (Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat) 6. JIL (Jaringan Islam Liberal) 7. Lakpesdam NU (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Manusia Nahdlatul Ulama) 8. ICIP (International Center for Islam and Pluralism) 9. JPS (Jamaah Persaudaraan Sejati) 10. Wahid Institute
Posted by prasetyocm
at 12:58 AM EST
Tuesday, 11 January 2005
OBAT DAN ALAT MEDIS YANG SANGAT DIPERLUKAN DI ACEH
Topic: Bantuan yg dibutuhkan
OBAT DAN ALAT MEDIS YANG SANGAT DIPERLUKAN DI ACEH PER 11 JANUARI 2005 rekan-rekan, dibawah ini daftar kebutuhan obat untuk para korban tsunami, silahkan untuk disebarluaskan ign.sumarya sj 1 Abocath anak no 24 dan dewasa (Antibiotik Injeksi) 2 Cefotaxim inj 3 Ceftriaxon inj 4 Amox inj 5 Cefadroxil tab 6 Tetanus toksoid inj 7 Diazepam injeksi dan tablet 8 Fenobarbetal tablet 9 CPZ 25 mg dan 50 mg 10 Infus set 11 Wing needle (jarum infus anak) 12 Scabisid atau Gameksan 13 H2O2 3% 14 Sofratul 15 Cimetidin (maag) 16 Cemicitin salep / cream 17 Garamysin salep / cream 18 Amox capsul / 500-250 mg 19 Obat-obatan Malaria 20 Betadine PELAYANAN KRISIS DAN REKONSILIASI KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (PKR-KWI) Jl. Cut Mutiah 10, Jakarta 10340 Telepon 021-9221545, Fax 021-3918529 E-mail: cutmutiah@dnet.net.id http://mirifica.net/wmview.php?ArtID=1338
Posted by prasetyocm
at 6:17 PM EST
Masih Perlu Relawan ke Nias
Topic: Relawan
06 Januari 2005 Koordinasi Baksos dan Pelayanan Medis bagi Nias, Medan & Aceh Teman-2 Relawan Medis dan Non-medis Saya saat ini aktif ikut membantu mengkoordinasikan tim relawan yangakan melakukan pelayanan Baksos dan Medis. Sampai saat ini sudah ada beberapa group relawan yang telah menyatakan kesiapannya untuk berangkat: 1. Tim JPIC-Fransiskan & Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan saat ini ada di Medan sejak 4.1.2005 terdiri dari 1 Dokter, 1 Psycholog, 4 relawan, tim ini akan bergabung dengan Tim Gabungan akan ke Nias tgl. 10.1.2005 2. Tim Posko KWI bekerja sama dgn Perdhaki akan memberangkatkan 1 Dokter,2 Co-Ass dan 1 Perawat ke Medan tgl. 6.1.2005 untuk 2 minggu 3. Tim gabungan dari Paroki Trinitas Cengkareng, Posko KWI & beberapa gereja Protestan dgn 5 Dokter dan 16 relawan akan ke Nias tgl. 9.1.2005 selama 1 minggu 4. Tim terdiri dari 1 Dokter dan 3 Relawan yang dipimpin ibu Cun Wahono akan berangkat ke Nias tgl. 14.1.2005 selama 1 minggu. Siapa mau menyusul ?? Adakah yang siap diutus untuk Lokhseumawe, Banda Aceh?? Syarat : 1. Rela berbuat kasih bagi sesama yang menderita dan siap dalam keadaan yang serba tidak nyaman. 2. Mempunyai semangat "memberi" bukan datang untuk dilayani, siap mental dan Fisik. Bantuan dibutuhkan: 1. Obat-obatan harap di updated sesuai kebutuhan di lapangan. 2. Dana untuk dibelanjakan di lapangan juga sesuai kebutuhan. Jangan kirim barang-2 lagi di Jakarta. Dana dapat di transfer ke rekening Posko KWI di, Jl. Cut Mutiah 10 Jakarta. 3. Tenaga Relawan terutama Relawan Medis ( Dokter, Co-Ass, Perawat, Bidan, Psycholog). Salam Misioner, Dr.Irene Setiadi Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan bergabung dalam Posko KWI http://mirifica.net/wmview.php?ArtID=1321
Posted by prasetyocm
at 5:46 PM EST
Updated: Tuesday, 11 January 2005 6:13 PM EST
Monday, 10 January 2005
Orang Tua Asuh Korban Bencana Tsunami di NAD Harus Beragama Islam
Topic: Orangtua Asuh
Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi memutuskan, anggota masyarakat yang ingin menjadi orang tua asuh bagi anak-anak korban tsunami di Nanggroe Aceh Darusalaam (NAD) harus beragama Islam, memiliki kemampuan ekonomi, dan kondisi keluarga yang baik. Ketentuan itu tertuang dalam keputusan nomor 2/2005 badan itu yang mengatur tentang Penanganan anak yatim/terlantar korban gempa bumi dan tsunami di NAD. Keputusan itu juga menyebutkan bahwa orang tua asuh tersebut diputuskan oleh departeman sosial setelah mendapatkan pertimbangan dari tim yang dibentuk dan melibatkan instansi terkait seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta organisasi Islam lainnya dan pemuka masyarakat Aceh. Keputusan untuk orang tua asuh tersebut juga diutamakan kepada masyarakat Aceh terlebih dahulu setelah itu baru untuk masyarakat Indonesia lainnya. Dalam keputusan tersebut juga diatur bahwa anak-anak NAD yang kehilangan orang tuanya, akan ditampung dan diasuh serta dilakukan pendataan untuk mencari keluarga terdekatnya di Banda Aceh, Lhokseumawe, Meulaboh atau tempat lain di propinsi NAD serta dilarang membawa anak-anak tersebut keluar dari NAD sebelum dilakukan pendataan. Apabila tempat penampungan yang ada di NAD tidak mencukupi, setelah didata dengan baik dan tidak ditemukan keluarga dekatnya yang mampu menampung, akan ditempatkan dipanti asuhan pemerintah atau panti yang dikelola yayasan Islam serta pesantren-pesantren yang memenuhi syarat di Sumatera dan tempat lainnya. Sementara pelaksanaan pendataan terhadap anak-anak tersebut dibantu oleh Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA), sedangkan penanganannya dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Mensos, Menag, Mendiknas dan Menteri negara Pemberdayaan Perempuan.(Ant/Nik) http://www.kompas.com/utama/news/0501/10/120615.htm
Posted by prasetyocm
at 12:53 AM EST
Sunday, 9 January 2005
LAPORAN JRS TTG SITUASI ACEH DAN SUMATERA UTARA
Topic: Penyaluran Bantuan
8 Januari, 2005 Situasi umum * Sekretaris Jendral PBB, Kofi Annan, kemarin (7 Januari) mengunjungi Banda Aceh dan Meulaboh. * Pemerintah Indonesia memperkirakan, diperlukan dana sebesar Rp 20 triliun (kira-kira USD 2 milyar) untuk rekonstruksi daerah yang terkena bencana di Aceh dan Sumatera Utara. * Prosedur distribusi bantuan di sekitar Banda Aceh rupanya diubah (prosedur lama lihat laporan tanggal 5 Januari). Prosedur baru setidaknya sampai tanggal 6 Januari kemarin belum berjalan. * Orang asing yang hendak mengunjungi Aceh harus mendapatkan surat izin yang dikeluarkan oleh Departemen Sosial yang mendirikan posko di bandara Polonia Medan. * Di Meulaboh telpon mulai berfungsi pada tanggal 7 Januari paling tidak telpon flexi (cdma) dengan nomor Jakarta. JRS sudah bisa menghubungi kontak person di sana. * Kehidupan sehari-hari di Meulaboh masih cukup sulit karena infrastruktur yang hancur hampir seluruhnya. * Menurut data yang disampaikan oleh radio Delta FM (105,8), di Medan saat ini ada 8 kamp pengungsi korban tsunami asal Aceh. Jumlah kamp ini masih dapat bertambah karena belum ada data resmi. Bantuan kemanusiaan * Sejak tanggal 6 Januari di Medan diadakan rapat koordinasi harian di hotel Novotel yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah Indonesia, angkatan bersenjata negara-negara asing yang membantu korban, dan NGO-NGO. * Berdasarkan hasil rapat koordinasi di Medan, pengiriman bantuan dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat milik angkatan udara beberapa negara yang ada di Medan. Prosedurnya: mengisi formulir yang disediakan dan menyerahkannya pada petugas di Hotel Novotel Medan. Prioritas pengangkutan saat ini adalah bahan makanan dan obat- obatan. * IOM (International Organization for Migration) menawarkan bantuan untuk mengangkut bantuan lewat jalan darat dari Medan ke Banda Aceh. Bantuan JRS * Pada tanggal 7 Januari, JRS Medan mengirim tim kecil (4 orang) yang terdiri dari dua orang staf JRS Malaysia, seorang relawan dokter asal Medan, dan Ingvild Solvang (advocacy officer nasional) ke Banda Aceh lewat jalan darat dengan menggunakan Kijang sewaan. Perjalanan menempuh waktu 14 jam dan berlangsung lancar. Tim kecil ini terutama bertugas melihat kebutuhan kesehatan untuk kemudian menentukan langkah yang tepat. * Pada tanggal yang sama JRS Medan juga mengirimkan lewat darat bantuan obat seberat 300 kg bantuan dari Society of St. Vincent de Paul Malaysia dan alat-alat evakuasi seperti pelampung dan masker. * Pada tanggal 9 Januari besok, JRS berencana mengirim 20 orang relawan yang terdiri dari relawan grup Tempo dan pecinta alam menuju kawasan sepanjang pantai di kabupaten Aceh Jaya antara Banda Aceh dan Meulaboh. Jalan darat antara kedua kota tersebut terputus sehingga tim ini akan berangkat menggunakan perahu motor. Tim ini akan melakukan survey selama satu minggu. Pada hari berikutnya direncanakan akan segera dikirim logistik ke daerah-daerah yang akan dikunjungi tersebut. Perhatian khusus * Rm. Edi pergi ke Meulaboh pada tanggal 6 Januari dalam rangka mencari kabar mengenai Nyaksih. Rumah Nyaksih di Jl. Abadi no.67 masih berdiri utuh. Di sana ketemu bapak dan ibu mertuanya dan adik-adik iparnya. Nyaksih pergi ke rumah orangtuanya di Naganraya bersama isteri dan anak-anaknya. Sayang tidak ketemu langsung tapi sudah jelas Nyaksih selamat meskipun 15 saudaranya meninggal. Nyaksih menelpon kantor JRS Medan pada tanggal 7 Januari dari Meulaboh. * Pendidikan anak-anak di daerah bencana mulai dipikirkan oleh JRS. Anak-anak yang selamat, selain menderita luka-luka fisik, juga harus menanggung kehidupan yang serba tidak jelas dan muram di kamp- kamp pengungsian. Mereka membutuhkan kesempatan dan sarana untuk mempunyai kegiatan yang positif. Sumber: forward email Rm.Ruky
Posted by prasetyocm
at 5:49 PM EST
LAPORAN JRS TTG SITUASI ACEH DAN SUMATERA UTARA
Topic: Penyaluran Bantuan
5 Januari, 2005 Situasi umum * Departemen kesehatan pada tanggal 4 Januari melaporkan bahwa jumlah korban jiwa di Aceh dan Sumatera Utara mencapai 94.100. * Sebanyak 387.607 orang mengungsi di tenda-tenda dan kamp-kamp pengungsian yang tersebar di banyak tempat. * Kehidupan di Banda Aceh pelan-pelan kembali normal dan beberapa pasar mulai beroperasi. * Jenasah-jenasah telah dibersihkan dari tempat-tempat umum tapi mungkin masih ada banyak di bawah reruntuhan bangunan yang belum disentuh. Masih terlihat mayat-mayat di pinggiran Banda Aceh. * Pompa bensin sudah mulai berfungsi. * Angkutan umum belum berfungsi di Banda Aceh. * Transportasi udara ke Aceh masih sulit terutama dengan adanya penundaan penerbangan antara Jakarta dan Medan. Bandara di Banda Aceh sempat ditutup kemarin karena kecelakaan pesawat di landasan. * Bis umum rute Banda Aceh - Medan sudah beroperasi. * Banyak korban yang hidup belum menerima bantuan kemanusiaan terutama di daerah sepanjang pantai barat Aceh. Meskipun Meulaboh sudah dapat dijangkau lewat darat, bantuan kemanusiaan masih sulit masuk karena kondisi jalan yang buruk. * Pemerintah daerah Banda Aceh diharapkan dapat bekerja mulai Kamis, 6 Januari. Bantuan kemanusiaan * Departemen kesehatan dan UNICEF akan mulai vaksinasi pada 5 Januari. * Banyak anak yang terpisah dari keluarganya rentan terhadap kemungkinan jual beli anak dan adopsi ilegal. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan bahwa anak-anak tersebut tidak boleh meninggalkan Indonesia. Disarankan pada pemerintah agar membantu anak- anak itu untuk tetap di Aceh bersama keluarga atau keluarga besarnya dan di tengah-tengah komunitasnya. * Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan pertemuan khusus para pemimpin ASEAN mengenai akibat bencana tsunami. Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh perwakilan PBB, LSM, Bank Dunia, dan pemerintah-pemerintah di kawasan yang terkena bencana. Bantuan JRS * Setiap hari JRS mencari para pengungsi yang belum terdaftar di kamp-kamp di kawasan di luar Banda Aceh. * Tanggal 5 Januari, sebuah truk JRS sampai di Banda Aceh membawa BBM dan barang-barang kantor. * Tanggal 5 Januari, sebuah pick up JRS berangkat ke Banda Aceh membawa bahan makanan. * Dua truk sewaan JRS akan digunakan untuk distribusi bantuan dalam koordinasi dengan Satkorlak. * JRS membantu pengungsi di kamp-kamp terpencil untuk menerima informasi mengenai prosedur penerimaan bantuan dan memberi bantuan transportasi. * Di Banda Aceh JRS punya kantor, 2 truk, satu sepeda motor, satu pick up. Saat ini di kantor Banda Aceh ada 16 orang staf. * Kantor JRS Medan menjadi pusat logistic dan informasi JRS. Perhatian khusus * Untuk memperoleh bantuan, pengungsi di kamp-kamp harus menulis surat yang ditujukan kepada Satkorlak. Satkorlak kemudian mengeluarkan surat yang dibawa oleh perwakilan pengungsi ke gudang-gudang penyimpanan bantuan. Pemerintah saat ini tidak punya cukup kendaraan untuk mengangkut bahan-bahan bantuan ke kamp pengungsi. * Pengungsi di kamp-kamp kecil sulit mendapatkan bantuan karena umumnya mereka tidak terdaftar. Mereka juga dicurigai baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga bantuan lainnya karena pernah terjadi penyalahgunaan yaitu bahan-bahan itu dijual kembali. * Nyaksih Phaisal, seorang staf JRS Indonesia, dan keluarganya di Meulaboh masih belum diketahui keberadaannya. Sumber: forward email Rm.Ruky
Posted by prasetyocm
at 5:41 PM EST
Saturday, 8 January 2005
Kementerian PP Segera Buka 20 Children Center di Aceh
Topic: Children Center
Kementerian PP Segera Buka 20 Children Center di Aceh detikcom - Jakarta, Kantor Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan akan membuka 20 children center bagi anak korban Tsunami Aceh dalam satu minggu kedepan. Ditargetkan ada sekitar 200 children center yang akan disebar diseluruh Nanggore Aceh Darussalam. Kita bekerja sama dengan Depdiknas, akan mendirikan sekolah-sekolah terbuka dan children center dimana setiap 20 tempat pengungsian akan ada satu pusat anak atau children center yang juga akan disatukan dengan pendidikan anak usia dini, kata Rahmat Sentika, Deputi Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dalam Bincang Sabtu di Marios Place-Plaza Kuningan Jakarta, Sabtu,(8/1/2005). Rahmat juga menegaskan, dalam satu minggu kedepan akan ada 20 children center yang tersebar diseluruh daerah yang terkena bencana Tsunami. Kita targetkan 200 children center secara bertahap dan 400 orang akan menjadi pelatih bagi relawan-relawan atau masyarakat setempat yang dapat melindungi anak-anak, ujar Rahmat. Menurut data, korban bencana Tsunami Aceh diperkirakan sepertiganya adalah anak-anak yang berjumlah sekitar 30 ribu anak. Maka itu ketika melakukan registerasi akan diarahkan pada upaya reunifikasi atau penyatuan kembali dengan keluarga maupun orang tua dari anak-anak tersebut. Selain itu juga akan dilakukan upaya psiko sosial dan pelayanan kebutuhan dasar serta pelayanan kebutuhan lanjutan seperti pendidikan. Guru yang akan disediakan untuk children center, menurut Rahmat, saat ini sudah tersedia untuk kebutuhan 20 tempat dulu. Untuk itu diperlukan 20 pengelola dimana saat ini ada sekitar 400 orang yang sedang dilatih. Saat ini tiga tempat children center yang sudah siap yaitu di TVRI, Masjid Baiturrachman dan Universitas Muhammadiyah. Dijelaskan, konsep pendidikan akan sama dengan pendidikan di sekolah-sekolah biasa tetapi bedanya ini dilakukan diluar ruangan karena kondisi darurat, sampai sekolah-sekolah yang dibangun sudah jadi. Mengenai jumlah anak korban Tsunami Aceh yang ada di Jakarta menurut Rahmat hal tersebut agak sulit data. Namun diperkirakan ada sekitar 500 sampai 1.000 anak korban Tsunami Aceh yang masuk Jakarta dan umumnya dibawa oleh keluarganya. Data Depsos menyebutkan jumlah anak korban Tsunami Aceh yang ada di Jakarta sebanyak 312 anak. Kemudian dari data Halim Perdana Kusumah 36 anak, di rumah sakit-rumah sakit 36 anak tetapi tinggal 18 anak karena ada meninggal sebanyak 18 anak. Serta yang ada di Diklat PLN sebanyak 54 anak. Rahmat mengimbau kepada para keluarga, orang atau lembaga yang merasa mengambil anak-anak Aceh dalam rangka pengasuhan dan perawatannya untuk segera melaporkan ke pos-pos perlindungan anak yaitu depsos lantai tujuh dengan no telepon 3100175 atau Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan lantai tiga dengan no telepon 3805543. http://jkt1.detiknews.com/
Posted by prasetyocm
at 3:16 AM EST
Sudah 78.351 Jenazah Dievakuasi dan Dikubur
Topic: Data Korban
Sudah 78.351 Jenazah Dievakuasi dan Dikubur Sabtu, 08 Januari 2005 | 13:09 WIB TEMPO Interaktif, Banda Aceh: Hingga hari ke-14 pascagempa bumi dan gelombang tsunami, tim evakuasi Satkorlak Bencana Nanggroe Aceh Darussalam telah mengevakuasi dan mengubur 78.351 jenazah. Dalam hari-hari mendatang, diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah, "karena masih banyak mayat yang belum dievakuasi," kata staf Tim Evakuasi Satkorlak Bencana Nanggroe Aceh Darussalam, Eka Susila, kepada Tempo, Sabtu (8/1). Dari seluruh kota dan kabupaten di Aceh, jumlah korban terbesar yang telah dievakuasi terdapat di Kota Banda Aceh, sebanyak 28.731 mayat. Kabupaten Aceh Jaya sebanyak 17.568 mayat dan Aceh Besar sebanyak 14.000 mayat. Pada jumat (7/1) kemarin, tim evakuasi di Banda Aceh berhasil mengevakuasi 2.574 mayat. Menurun jika dibanding sehari sebelumnya, Kamis (6/1) yang mencapai 3.980 mayat. Evakluasi mayat ini dilakukan oleh unsur TNI, Polri, PMI, SAR dan para relawan dari berbagai organisasi. Dari 2.574 mayat, sebanyak 1.571 mayat dievakuasi tim TNI di daerah sekitar Cot Goeh, Kajhu, Tanjung Dayah, Ajun, dan Simpang Rima. Relawan mengevakuasi 609 mayat di Simpang Ketapang, Darussalam, Lampriet, dan Perumahan Ajun. Polri merevakuasi 264 mayat di kawasan Polda, Polres, dan Lamtemen. Sedangkan 130 mayat dievakuasi PMI dan SAR di Darussalam, Ajun, dan Asrama Lampriet. "Mereka terus bahu membahu, meski kelelahan," kata Eka. Untungnya, kata dia, jumlah relawan terus bertambah, sehingga anggota tim yang fisiknya mulai kendor bisa diistirahatkan begitu tiba anggota relawan baru. Dari sekitar 111 organisasi relawan yang membawahi 5.029 anggota, tidak sampai 10 persennya terjun dalam tim evakuasi. Karenanya, Eka berharap kepada para relawan yang sudah ada di Aceh maupun yang masih di luar Aceh, supaya menyisihkan sebagian anggotanya untuk masuk dalam tim evakuasi. "Agar evakuasi mayat cepat selesai," kata Eka. http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/01/08/brk,20050108-03,id.html
Posted by prasetyocm
at 3:01 AM EST
Pengungsi Ujong Batee Membutuhkan Dokter
Topic: Pengungsi
Pengungsi Ujong Batee Membutuhkan Dokter Sabtu, 08 Januari 2005 | 14:52 WIB TEMPO Interaktif, Banda Aceh: Para pengungsi yang saat ini tengah berada di penampungan SMK I Ujong Batee Kilometer 15, Kabupaten Aceh Besar, sangat membutuhkan kehadiran dokter dan bantuan medis lainnya. Dalam pantauan Tempo, Sabtu (8/1), para pengungsi yang jumlahnya 1.060 orang, terdiri dari anak-anak dan orang dewasa, sudah terserang berbagai penyakit. Anak-anak balita yang ada di pengungsian ini umumnya terkena diare, demam, susah tidur dan tidak mau makan. Sementara orang-orang dewasa terlihat belum pulih dari trauma fisik, beberpa orang bahkan terlihat cukup parah. Kebanyakan dari para pengungsi ini menunjukan tanda-tanda trauma dan stress, juga selalu merasa sakit di bagian dada ketika bernafas. Banyak dari kaum pengungsi yang tidak berani tidur di dalam bangunan sekolah. Mereka justru mendirikan tenda-tenda di halaman sekolah yang masih utuh bangunannya itu. Menurut penuturan Aminah, warga Lamnga yang mengungsi disini, anaknya yang bernama Lisna (1,5 tahun) hanya mau minum air putih. "Ia sama sekali tidak mau makan, dari hari ke hari semakin kurus," kata perempuan berusia 35 tahun itu. Sementara anaknya yang lain, Amelia (3,5 tahun) mengalami trauma dan dibayangi ketakutan. "Ia suka nangis dan tidak mau kembali ke rumah, takut air," kata Aminah. Aminah juga menceritakan, selama sepuluh hari berada di pengungsian, ia beserta pengungsi lain hanya makan mie instan dan roti. "Yang kami butuhkan sekarang beras," ujar ibu dari 5 orang anak ini. Soal air bersih memang sudah ada, setidaknya ada dua tangki biru yang disediakan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Pengungsi lainnya, M. Thair asal Lamnga, juga mengakui sangat rindu makan nasi. Karena sudah lebih dari 10 hari ia hanya makan mie instan. "Selain beras, kami juga membutuhkan minyak dan gula," kata Thair. Para pengungsi yang ada di Ujong Batee ini berasal dari empat desa di Aceh Besar. Yakni Dusun Blehdes, Lamnga, Bakme dan Lamkuta. Rata-rata, dari empat desa tadi, hanya sebagian kecil penduduk dan bangunan yang bisa selamat dari tsunami. http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/01/08/brk,20050108-05,id.html
Posted by prasetyocm
at 2:53 AM EST
Perlunya Bantuan Untuk Pendidikan Anak-anak
Topic: Pendidikan Anak
Hari Selasa, 4 Januari'05, KEVIN Malang mengadakan pertemuan untuk membahas hal-hal yang bisa dilakukan untuk membantu saudara-saudara kita di lokasi tsunami. Para korban tsunami tidak hanya memerlukan bantuan di masa emergency. Lebih dari itu mereka tentu berharap akan kepastian hidup di hari-hari mendatang. Bagaimana dengan tempat tinggal, penghidupan, ataupun pendidikan anak-anak mereka? Berangkat dari pemikiran tersebut, KEVIN Malang sepakat untuk memberikan bantuan dalam program rehabilitasi, misalnya penanganan trauma atau pendidikan anak-anak (pengadaan fasilitas seperti buku-buku, penyediaan beasiswa, dll). Agar bantuan tepat pada sasaran, maka hari-hari ini, kami mencoba untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber dan kontak langsung dengan beberapa person di lokasi bencana. KEVIN Malang menugaskan Sdri. Agnes Sapta (Perkasih), fr.Sigit CM, dan saya (Kristien-MAVI), untuk mencari dan mengumpulkan data-data. Tadi malam, Romo Rudy berhasil kontak dengan fr. Dionisius CMM dan Sr. Klara OSF yang bertugas di Nias Barat. Jumlah yang meninggal 100 orang tapi yang hilang lebih banyak dari itu. Daerah ini memang kurang terperhatikan (mungkin karena jumlah korban jiwa yang tidak terlalu banyak, dan air yang cepat surut). Saat ini yang diperlukan adalah bantuan berupa uang untuk membangun rumah bagi para pengungsi. Sampai saat ini, mereka masih menumpang di beberapa rumah penduduk. Tentu keadaan ini tidak mungkin selamanya. Di samping itu juga diperlukan dana untuk biaya pendidikan anak-anak yang orangtuanya menjadi korban tsunami di kampung-kampung. Fr. Dion akan memberikan data lebih lengkap mengenai kondisi para korban dan pengungsi di sana. KEVIN Malang d/a Jl. Raya Langsep 58 Malang 65146 Telp.0341-566858 Contact person: Rm.Rudy Sulistijo CM atau Kristien Acc.: BCA Cabang Kawi, no. 3850297761, a/n Stephanus Rudy Sulistijo. memo: bantuan untuk Aceh Sumber: Kristien (MAVI)
Posted by prasetyocm
at 12:37 AM EST
Updated: Saturday, 8 January 2005 12:52 AM EST
Newer | Latest | Older
|
|
|