Berita Dari Keuskupan Agung Medan
Topic: Keuskupan Agung Medan
Teman-teman ini berita dari bencana di Aceh dan Sumut,
saya baru pulang dari keuskupan membicarakan soal ini
dengan bapak uskup. Inilah laporan yang dibuat oleh
bapak uskup Sinaga. Sumbangan bantuan bisa dilamatkan
ke Posko Bencana Aceh dan Sumut Keuskupan Agung Medan. (Parno, CM)

BERITA GEMPA ACEH, SUMATERA UTARA
Minggu, 26 Desember 2004, jam 07.58 dan sampai di
Medan, Sumatera Utara jam 08.02 terjadilah gempa
tektonik, yang berpusat di Lautan Hindia, kira-kira
800 km dari Aceh ke Barat dengan kekuatan 8,9 pada
skala Richter, nomor empat terkuat dalam catatan
sejarah, sejak tahun 1900.
FAKTA LOKAL
Keuskupan Agung Medan
Dua paroki Keuskupan aAgung Medan menjadi titik parah
dari gempa ini, yakni di Banda Aceh dan Lhok Seumawe.
Kita menghimpun berita jam 09.40 (senin 27 Desember
2004) dan dapat dilaporkan, sbb: Pusat gempa dekat ke
Aceh Darusalam, maka Nangroe Aceh Darusalamlah yang
paling menderita musibah. Diperkirakan bahwa 4.000
orang meninggal atau hilang.
Banda Aceh
Informasi kita mengenai Aceh sangat minim karena tak
lama sesudah terjadi gempa, komunikasi elektronik
menjadi putus. Sebelum putusnya hubungan ini, sesorang
penelpon' dari Banda Aceh mengabarkan: Air mulai naik
dan orang -orang panik serta mempersiapkan diri menuju
bukit/gunung. Sesudah itu tidak dapat diperoleh berita
langsung. Di Nanggroe Aceh terdapat paroki Banda Aceh
dengan Pastor Ferdinando Severi OFM Conv, dan satu
komunitas suster SCMM dengan tiga anggota pimpinan Sr.
Paula Panjaitan. Dari mereka belum terdengar berita
apa-apa.
Ternyata bahwa dua per tiga dari kota Banda Aceh
disapu air. Kehidupan kota buat sebagian besar lumpuh.
Listrik masih sedikit yang menyala. Diperkirakan
kira-kira 1.000 orang menjadi korban, hilang atau
cedera. Belum diketahui berapa korban jiwa dengan
pasti. Rumah sakit juga turut terendam dan sukar dapat
difungsikan dengan baik. Penguburan masal sekitar 200
orang kemaren sudah terjadi. Ketakut an belum surut
sebab ternyata terjadi gempa susulan dan ancaman
gelombang baru tetap mengancam. Rakyat turut menolong
warga membantu aparat pemerintah dan militer, yang
dipimpin oleh marinir.
Rakyat sendiri cukup prihatin dan mengumpulkan bantuan
sekadarnya kepada mereka yang tertimpa musibah.
Pembagian sembako dan makanan apa adanya sudah
terjadi. Makanan sangat kritis. Justru karena
komunikasi terputus, baik telpon maupun TV dan
transprort ternyata mengalami stagnasi. Lapangan
terbang sendiri turut tergenang air. Kemaren sudah
mendarat dengan sangat hati-hati pesawat "Jatayu" dan
sesudah itu terhenti kembali.
Sejauh ini berita mengenai pastor dan suster serta
mengenai umat katolik secara spesifik belum diterima.
Lhok Sumawe
Komunitas suster SCMM terdapat juga di stasi Lhok
Sumawe. Dalam percakapan telepon 0645-42757 di dengar
dari suster Elvira SCMM: dari para suster dan umat
katolik tidak ada korban jiwa. Tetapi dari penduduk
kota banyak meninggal atau cedera. Terutama
rumah-rumah di tepi sungai yang mengarah pantai disapu
gelombang tsunami.
Susteran sendiri goyah dan retak-retak berderik-derik,
sehingga para suster mencaritempat yang lebih aman.
Rakyat berlari mencari ketinggian yang lebih aman.
Sementara mereka berkumpul di lokasi "Suka Ramai"
tetapi dari sana merangsek ke tempat-tempat lain yang
lebih aman/tinggi.
Kepada sr. elvira dipesankan: jangan panik.
Berundinglah dengan kelompok umat. Bentuklah sejenis
posko dan pikirkan apa yang bisa dibuat, baik bagi
kalian, umat dan masyarakat yang lebih dekat. Mereka
sedang berkumpul memben tuk posko. Bantuan sementara
ditransfer Rp. 10 juta. Rupanya tidak ada kerusakan
gereja.
Keuskupan Sibolga
Lima titik sangat rawan di Keuskupan Sibolga: Sirombu,
Lahewa, Teluk Dalam, Tello dan Sarudik.
Sirombu
Terdeteksi bahwa musibah terparah di Nias dan
Keuskupan Sibolga adalah kecamatan Sirombu, di mana
terdapat pastoran katolik (OSC Bandung). Dengan
kepulauan Hinako di seberang Sirombu dan beberapa
pulau kecil, ditemukan korban jiwa sudah 20 orang dan
diperkirakan masih hilang sebanyak 100 orang lebih.
Baik kota sirombu maupun desa Hinako (pulau
tersendiri) benar-benar bersih tersapu tsunami.
Militer mengkoordinasi pencarian korban dan
penanggulangan. Rakyat juga berbondong-bondong
mengulurkan tangan menolong sesama. Pemerintah
terdengar bel um melakukan aksi secara efektif.
Mengenai pastoran, kebetulan waktu gempa dan tsunami
terajdi, pastor sedang berkumpul di pastoran lain di
pedalaman, Mandrehe. Tatkala pastornya hendak kembali
ke sirombu, air sudah naik lebih semeter. Pastoran
yang terlindung dari punggung tanah, tergenang. Kursi,
perabot dan fasilitas mengapung. Sedikit dari bangunan
retak-retak. Tetapi bagian bangunan utama, beton masih
utuh
Sibolga
Kepanikan timbul karena permukaan air naik sampai
lebih semeter. Penduduk mulai merangsek ke bukit dan
gunung-gunung. Susteran kita di sarudik dan kompleks
pertukangan / biara di Mela didatangi penduduk
sebagai tempat perlindungan.
Tetapi rumah-rumah rakyat kecil yang cukup reyot
memeng dilalap oleh gelombang. Termasuk ternak dan
babi piaran mereka disebut berenang-renang
menyelamatkan diri. Sekarang mereka sudah kembali
memeriksa puing-puing kediaman dan usaha mereka. Belum
ada upaya sistematis dari pihak katolik menolong
mereka tetapi rakyat banyak terutama tetangga sudah
mengulurkan tangan membantu sesama
Alamat posko bencana alam Medan:
Posko bencana alam Aceh, Sumut Keuskupan Agung Medan
Jalan Imam Bonjol 39 Medan 20152
Tlp 061-456647, 4519768 Fax (061) 4145745
"Motor Posko" Mgr. A. Sinaga OFM. Cap
Cntk: P Budi 061-8361249
Komunikasi: KOMSOS KAM P. Nono, OSC
Teluk Dalam
Di dengar laporan langsung dari seorang penduduk
setempat bahwa gelombang tsunami meluluh lantahkan
pusat pariwisata dan selancar internasional Sorake,
yang mengarah ke lautan Hindia. Di kota Teluk Dalam
sendiri rumah-rumah provisoris di tepi pantai menjadi
amukan gelombang laut yang meninggi lebih semeter.
Penduduk yang terancam mengungsi terutama ke kompleks
Katolik "Bintang Laut" yang memang berada di atas
bukit yang tinggi. Sesudah air menjadi surut, mereka
mulai kembali menuju rumah/usaha mereka. Tidak ada
korban jiwa tetapi penduduk sangat trauma dan
kebingungan. Penduduk mencoba menolong sesama.
Kerugian material belum diketahui dengan pasti.
Tello (PP. Batu)
Di sini air pasang sangat parah. Air laut menggenangi
sampai aspal di tengah kota menuju ke
pastoran/susteran. Ini berarti air laut naik lebih dua
meter. Untung ada sebuah pebukitan "Howa". Penduduk
berlindung ke bukit ini, termasuk para suster dan
anak-anak asrama.
Sebelum timbulnya gempa dan tsunami, pastor Honorius
Ndruru OFM Cap, satu-satunya pastor di pulau-pulau
Batu, sedang menuju ke P. Simuk. Pulau ini paling jauh
menjorok ke lautan hindia berdekatan dengan teluk
dalam. Mencemaskan adalah bahwa pulau ini Simuk ini
tidak mempunyai bukit dan hampir rata dengan laut.
Kita belum mendengar mengenai nasib mereka termasuk
pastornya.
Lahewa
Posisi Lahewa di Nias Utara ini adalah pelabuhan yang
mengarah ke pusat gempa. Pastoran dan susteran di sini
berada di atas bukit. Berita terakhir yang diperoleh
ialah bahwa air mulai menggenangi kota pelabuhan itu.
Sesuadah itu, komunikasi terputus. Dengan demikian,
diperkirakan bahwa mungkin musibah material bisa parah
tetapi ancaman nyawa barangkali tidak besar. Juga ke
dua pastor (Alfonsusu Pandiangan dan Thomas Maduwu,
OFM Cap) ma upun beberapa suster SCMM tidak terlalu
membahayakan.
Posko Gunung Sitoli
Sekarang ini, di pusat paroki di Nias, Ko-katedral
Gunung Sitoli sedang berlangsung pertemuan pembentukan
posko bantuan Nias. Dalam hal ini, mereka telah
berpengalaman dalam musibah banjir dahulu. Pastoran
yang bernomor telepon 0639-21694, Fax 0639-22359 ini
disiagakan akan menjadi ujung tombak bantuan buat
Dekenat Nias. Terbukti juga mereka telah mendapat nama
baik dan mengorganisasi bantuan pada musibah
terdahulu.
Medan, 27 Des 2004 jam 12.35
(Anib S)
Posted by prasetyocm
at 4:31 PM EST
Updated: Wednesday, 29 December 2004 9:10 PM EST